Alat-alat musik pada zaman Animisme
1. Khaen
Pengertian Khaen : Khaen adalah organ mulut dari Lao pipa yang asal, yang biasanya terbuat dari bambu, terhubung dengan kecil, cekung- keluar kayu reservoir ke udara yang ditiup, menciptakan suara yang mirip dengan biola.
Cara memainkan : Khaen memiliki tujuh nada per oktaf, dengan interval mirip dengan skala Barat A-minor diatonis alam: A, B, C, D, E, F, dan G. A khaen dapat dibuat dalam sebuah kunci tertentu, tetapi tidak dapat disetel setelah reed diatur dan pipa dipotong. Khaen dimainkan dengan cara ditiup.
Bahan : Khaen terbuat dari bamboo tapi terkadang terbuat dari kuningan atau perak.
Gambar : ![]() |
Fungsi pada Masyarakat : untuk berkomunikasi dengan roh nenek moyang.
Sejarah : Menurut legenda Lao, yang khene diciptakan oleh seorang wanita yang mencoba untuk mereproduksi suara garawek burung yang ia dengar saat berjalan satu hari. Perjalanan panjang dan sulit, sehingga ia memutuskan untuk menemukan sebuah alat yang akan membawa suara kepadanya. Ketika dia kembali ke desanya, ia bereksperimen dengan berbagai instrumen, termasuk perkusi, angin dan dipetik dan membungkuk string. Akhirnya ia memotong sepotong buluh bambu dan dimasukkan ke dalamnya. Setelah bermain itu, ia menyadari bahwa banyak terdengar seperti burung garawek. Dia terus meningkatkan suara sampai dia merasa layak untuk raja telinga. Ketika ia siap, ia pergi ke istana dan mulai bermain untuk raja yang baru ditemukan pada instrumen, yang berada di titik ini tanpa nama. Pada akhir lagu pertama, dia tanya raja jika ia menyukai lembaran. Dia mengatakan ini adil, dan menyuruhnya untuk terus bermain. Setelah lagu terakhir, ia kembali meminta raja jika dia senang. Jawabannya adalah "Tia nee Kaen dae," yang berarti "Kali ini lebih baik." Dia kemudian menyuruh dia menelepon instrumen, menurut kata-katanya, Kaen itu.
2. Talempong Batu
Pengertian Talempong Batu : semacam alat bunyi-bunyian yang dimainkan oleh beberapa orang suruhan tuan guna menghantarkan alam metafisik seorang tuan, atau semacam alat untuk memanggil roh leluhur yang berada di puncak bukit tersebut sewaktu seorang tuan sedang berhajat, seperti meminta hujan, menolak penyakit, atau memohon kesuburan tanaman mereka, memanjatkan rasa syukur kepada Sang Pencipta yang sekaligus sebagai pemelihara alam jagat raya.
Fungsi Talempong Batu : mengiringi pertunjukan atau penyambutan
Cara memainkan : Talempong Batu dimainkan dengan cara dipukul
Bahan : Talempong Batu terbuat dari batu-batuan keras.
Gambar :Fungsi pada masyarakat : untuk memanggil roh leluhur yang berada di puncak bukit.
Sejarah : Desa Talang Anau berada di atas sebuah bukit. Sederetan dengan Bukit Barisan ke arah matahari terbenam dari kota Payakumbuh. Penduduknya hidup dari pertanian sawah, ladang kopi dan coklat di sela-sela batu gunung. Masyarakat Talang Anau pergi ke kota Payakumbuh pada hari-hari tertentu untuk menjual hasil tani mereka. Berdasarkan penuturan tetua kampung, pada umumnya mereka berasal dari negeri Kamang Mudiak. Nenek moyang mereka pindah ke sana berikut membawa gelar kebesaran penghulunya (Datuak).Menurut Kepala Desa Talang Anau dan tokoh adat setempat sebetulnya jumlah batu talempong itu sebanyak tujuh buah, namun yang bisa ditemukan sebanyak enam buah. Dan apabila talempong batu yang berjumlah enam buah itu dibunyikan, maka menurut pendengaran penduduk yang bersawah dan berladang di pinggir rimba, batu yang tertinggal di bukit, berbunyi pula. Bila kemudian dicari atau didekati, batu yang satu itu tidak bisa ditemukan masyarakat.Satu hal lagi yang dipercayai oleh masyarakat setempat, bahwa talempong batu itu, akan menjaga keselamatan mereka dari mara bahaya. Batu telompong akan memberitahukan penduduk bila akan terjadi sesuatu di kampung mereka dengan mengeluarkan suara yang menggelegar, gelegarnya sampai menggoyangkan rumah tempat batu itu tersimpan.Dan apabila ada penduduk yang sakit, mereka tidak perlu membawa si sakit ke dokter, sekalipun kepada seorang dukun. Cukuplah keluarga si sakit membawa satu buah telor itik dan satu hesta kain putih bersih ke talempong batu. Setelah melalui beberapa ujian, seperti didatangi ular-ular besar, harimau, kalajengking sampai ke wanita-wanita cantik bagaikan dewa-dewi (penggoda), barulah si pertapa menerima titisan ilmu batin sebagaimana yang mereka niatkan.Menurut kisahnya batu-batu itu ditemukan oleh salah seorang penduduk tidak berapa lama setelah kedua orangtuanya meninggal. Pada suatu malam, yaitu pada petang Kamis-malam Jumat, Syamsuddin yang kemudian bergelar Tuangku Nan Hilang, bermimpi mendengarkan suara gaib yang memintanya mengambil beberapa batu yang berada di atas bukit di belakang kampung itu dan mengumpulkannya. Syamsudin tidak langsung menjalankan perintah mimpi itu, sampai ia berkali-kali bermimpi. Pada mimpi ketujuh, baru ia melaksanaknnya. Dengan ilmu batin yang dimilikinya, Syamsuddin menemukan batu-batu itu secara terpisah-pisah di atas bukit.Masyarakat setempat sangat kental dengan legenda masa lalu. Dipercai oleh mereka, batu-batu tersebut dikumpulkan oleh Tuangku Nan Hilang tidak dengan mengangkatnya, atau memikulnya, melainkan dengan cara menghalaunya dari atas Bukit Padang Aro-Batu Baranjau bagaikan seorang pengembala menghalau kawanan ternak ke suatu padang rumput. Sampai akhirnya, batu-batu tersebut tersusun sebagaimana sekarang ini. Menurut A. Dt. Parpatiah Nan Sabatang.
3. Gamelan Munggang
Pengertian Gamelan Munggang : Gamelan Munggang adalah salah satu alat musikyang paling kuno gamelan dari keraton (pengadilan) dari Jawa Tengah dan terdiri dari gong agung, kempul, kendang gong dan lonceng lagu untuk tiga pitches
Fungsi Gamelan Munggang :
Cara memainkan : Gamelan Munggang berlaras slendro dan dimainkan dengan dipukul.
Bahan : Gamelan Munggang terbuat dari timah putih atau tembaga.
Gambar :Fungsi pada masyarakat : menghubungkan dunia dengan surga
4. Tagunggo
Pengertian Tagunggo : Taggungo adalah komposisi digunakan untuk mengiringi ritual penyembuhan diputar pada delapan Filipina horizontal diletakkan, knobbed gong dikenal sebagai kulintang digunakan sebagai instrumen melodi utama dalam ansambel kulintang.
Fungsi Tagunggo : Melodi utama dalam ansambel kulintang
Cara memainkan : dipukul
Bahan : kuningan dan emas
Gambar : Fungsi pada Masyarakat : mengiringi ritual penyembuhan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar